Senin, 26 September 2011

Indahnya Manusia


Seorang pemikul air mempunyai dua wadah air yang besar. Masing–masing wadah itu digantungkan kepada dua ujung kayu yang kemudian dipikul oleh si pemikul air. Salah satu wadah air itu retak sehingga hanya bisa membawa membawa air separuhnya saja, sedang wadah yang lain sempurna dan selalu berisi penuh sejak dipikul dari sungai sampai ke rumah tuannya.


Kejadian ini berlangsung selama dua tahun. Wadah yang sempurna tentu saja merasa bangga akan prestasinya, tapi wadah yang retak merasa malu atas ketidaksempurnaannya, dan merasa sedih karena ia hanya bisa membawa separuh dari jumlah air yang seharusnya.


Setelah dua tahun dari apa yang dianggapnya sebagai kegagalan pahit, ia akhirnya berbicara kepada si pemikul air di tepi sungai, “Aku malu kepada diriku sendiri, dan aku minta maaf kepadamu.”

“Mengapa kau merasa malu?” Tanya si pemikul air.

“Selama tahun ini aku hanya dapat mengantarkan air dari separuh wadahku. Retak ditubuhku membocorkan air sepanjang jalan ke rumah tuanmu. Karena cacatku ini, maka kau harus bekerja lebih berat, kau tidak mendapatkan hasil sesuai dengan jerih payahmu,” keluh wadah itu.

Si pemikul air merasa kasihan kepada wadah yang cacat itu, lalu dengan penuh haru ia berkata, “Dalam perjalanan ke rumah tuanku nanti, kuharap kau memperhatikan keindahan bunga – bunga yang tumbuh disepanjang jalan.”

Memang benar !!! Ketika mereka mendaki pegunungan, wadah yang cacat itu melihat sepanjang jalan tumbuh bunga–bunga indah yagn diterpa hangatnya sinar matahari pagi. Pemandangan ini sedikit menghibur hatinya. Namun, pada akhir perjalanan ia kembali bersedih mengetahui air yang disimpannya tinggal separuh karena bocor sepanjang perjalanan. Ia kemudian meminta maaf lagi atas kegagalannya.

Si pemikul air berkata kepadanya, “Tidakkah kau perhatikan, bahwa bunga–bunga itu hanya tumbuh di sisi yang kau lalui, bukan disisi wadah yang lain? Itu karena aku mengetahui kelemahanmu lalu aku memanfaatkannya. Aku menanam benih disepanjang jalan yang kau lalui. Setiap hari, setelah aku mengambil air dari sungai, kau menyirami benih–benih itu. Selama hampir lebih dari dua tahun, aku bisa memetik bunga–bunga indah untuk menghias meja tuanku. Bila keadaanmu tidak demikian, tuanku tidak akan bisa mendapatkan keindahan itu di dalam rumahnya.


Kawan, tidak perlu khawatir dengan kekurangan yang kita punya. semua orang memiliki kekurangan. Jika kita pandai melihat, maka dibalik kekurangan kita terdapat keindahan yang tak terbayangkan. Banyak sekali video-video orang cacat yang justru menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia, itulah keindahan. Rasakanlah..syukurilah..


2 komentar: