Kamis, 29 Desember 2011

Demi Cinta Az-Zahra'

"Kepergianmu sungguh tiada pengganti..."



Dialah ibunda Fatimah Azzahra ra, lahir dan dibesarkan di bawah naungan wahyu Ilahi yang diterima oleh ayahnya, Rasulullah SAW. Puteri terbaik yang pernah dilahirkan yang dijadikan sebagai pemimpin para wanita penghuni surga. Puteri bungsu Rasulullah SAW yang amat beliau cintai, puteri yang bergelar Az-Zahra; bunga yang mekar semerbak.


Sesungguhnya dia adalah Fatimah ra yang tidak hanya menanggung dirinya sendiri, namun ia juga menanggung beban rumahnya, dakwah ayahnya SAW, serta beban pertempuran kaum muslimin di medan jihad.

Abdullah bin Mas’ud menceritakan: “Suatu hari Rasulullah SAW berada dalam masjid, beliau di datangi oleh tujuh orang kafir Quraisy. Ketika beliau sedang bersujud, salah satu dari mereka (Uqbah bin Mu’ith) melemparkan kotoran domba ke pundak Rasulullah SAW. Pada saat itu aku hanya mampu berdiri saja, tidak mampu mengatakan apa-apa dan tak kuasa menolong beliau. Maka aku pun pergi. Tapi kemudian kudengar Fatimah, puteri Rasulullah SAW menghampiri beliau dan membersihkan kotoran dari pundaknya. Ssudah itu ia mendatangi orang-orang Quraisy, yang membuat mereka tidak berani kembali untuk berbuat sesuatu. Sedangkan beliau mengangkat kepala sebagaimana lazimnya orang yang bangun dari sujud.” 01

Sungguh nyali luar bisa telah ditunjukkan oleh puteri kesayangan Rasulullah SAW, ia tidak peduli akan bahaya atau ancaman orang-orang Quraisy karena baginya hanya Allah dan Rasul-Nya.

Ja’far bin Umair At-Tamimi bersama bibinya mendatangi Aisyah ra dan bertanya: “Siapakah wanita yang paling dicintai Rasulullah SAW?”
Aisyah ra menjawab: “Fatimah”.02


Aisyah ra mengatakan: “Aku belum pernah melihat seorang diantara manusia yang menyamai Nabi SAW dalam hal bertutur kata dan bercengkerama dengan Fatimah ra. Ketika Nabi SAW melihat Fatimah datang, Beliau menyambutnya, bangun ke arahnya, mencium, memegang tangannya dan mendudukkan di sampingnya. Dan apabila Nabi SAW mendatangi Fatimah, ia menyambut kedatangan ayahnya seraya bangun lalu mencium beliau.03

Betapa rasa cinta kepada ayahnya yang tak terkira hingga apapun ia lakukan untuk memberikan yang terbaik. Ia yang merawat ayahnya ketika sakit, ia yang menutup luka ayahnya di medan perang, dan ia pula yang membela ayahnya dari ancaman dan cercaan orang-orang kafir. Kemudian ia dikenal dengan sebutan “Ummu Abiha” artinya “Ibu dari ayahnya” SubhanAllah…

Ali ra berkata kpada Abdu A’bad: “Fatimah biasa memutar gilingan untuk membuat tepung hingga menimbulkan bekas di telapak tangannya. Ia biasa membawa air dengan geriba (tempat air dari kulit) hingga menimbulkan bekas di dadanya. Ia biasa menyapu rumah sehingga bajunya berdebu. Ia biasa menyalakan tungku untuk memasak hingga menimbulkan bercak-bercak hitam di bajunya.04

Suatu hari Fatimah membesuk Rasulullah SAW ketika belaiu sedang sakit menjelang ajalnya. Rasulullah SAW tetap menyambut kedatangannya, memeluk dan menghiburnya. Fatimah pun menangis. Lalu beliau terus menghiburnya hingga Fatimah tersenyum. Ketika Aisyah ra bertanya kepada Fatimah tentang hal yang membuatnya gembira, Fatimah menolak menjawab. Namun ketika Rasulullah SAW wafat, Fatimah baru menjelaskan:

Beliau SAW bersabda: “Aku akan meninggal.” Maka aku pun menangis.
Kemudian beliau menghiburku lagi seraya bersabda: “Sesungguhnya kamu adalah orang pertama dari keluargaku yang bakal menyusulku.” Maka aku pun menjadi gembira mendengar itu.
Fatimah meninggal dunia enam bulan sesudah Rasulullah SAW wafat.”05


Menjelang akhir hayatnya, Fatimah ra pernah mengeluh kepada Asma' binti Umais tentang tubuhnya yang kurus. Dia berkata: "Dapatkah engkau menutupi aku dengan sesuatu?" Asma' menjawab: "Aku melihat orang Habasyah membuat usungan untuk wanita dan mengikatkan keranda pada kaki-kaki usungan" Maka Fatimah menyuruh membuatkan keranda untuknya sebelum ia wafat. Fatimah melihat keranda itu, dia berkata: "Kalian telah menutupi aku, semoga Allah menutupi aurat kalian"06

Ibnu Abdil Barr berkata :"Fatimah adalah orang pertama yang dimasukkan ke keranda pada masa Islam." Dia dimandikan oleh Ali dan Asma', sedang Asma' tidak mengizinkan seorang pun masuk.
Ali r.a.berdiri di kuburnya dan berkata :
Setiap dua teman bertemu tentu akan berpisah dan semua yang di luar kematian adalah sedikit kehilangan satu demi satu adalah bukti bahwa teman itu tidak kekal”


Betapa indah situasi di mana hati Rasulullah SAW berdenyut menunjukkan cinta dan sayang kepada puterinya itu. Seakan-akan kulihat Az-Zahra berlinang air mata. Dia yang memberi contoh ketika keluar bersama 14 orang wanita, di antara mereka terdapat Ummu Sulaim binti Milhan dan Aisyah Ummul mikminin ra dan mengangkat air dalam sebuah geriba dan bekal di atas punggungnya untuk memberi makan kaum mukminin yang sedang berperang menegakkan agama Allah SWT.

Jutaan Muslimat Ummat Nabi SAW kemudian ramai yang menamai putri mereka dengan Fatimah. Ya, Fatimah Az-Zahra’. Nama yang kini mekar mewangi layaknya bunga yang disematkan pada namanya. Semoga Allah selalu mengutus Fatimah-Fatimah lain sebagai bunga hiasan mulia sejarah perdaban kaum muslimin. Allahu Akbar !

NB: Catatan spesial untuk adikku.


Keterangan:
01; (HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani)
02; (HR. Tirmidzi)
03; (HR. Bukhari)
04; (HR. Bukhari dan Muslim)
05; (HR. Bukhari dari Aisyah ra)
06; (Imam Adz-Dzahabi meriwayatkan dalam Siyar A'laamin Nubala')
 
Referensi:
-       Ar-Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Said Hawwa)
-       http://deltapapa.wordpress.com/2008/06/10/siti-fatimah-az-zahra/
-       http://sunnah.org/history/Sahaba/Indon/fatima2.html

1 komentar: